Apa Kabar Hari ini?

Setelah sekian purnama berlalu, akhirnya owner blog ini berkenan mengunjungi blognya yang telah lama tidak ditengok-tengok. Berawal dari tugas kuliah, blog ini telah menjadi suatu catatan perjalanan. Sudah sampai mana? Waktu kehidupan selalu berjalan. Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. Tugas-tugas dan deadline berseliweran tanpa henti. Namun jangan sampai melupakanmu dari tujuan semula: Menjadi Insan yang Beriman, Cerdas dan Bertaqwa

Satu DEKADE

Hampir satu dekade telah berlalu sejak aku memulai membuat blog ini. Sudah sampai mana? Apa yang kamu persiapkan untuk bekal di akhirat? Apa yang sudah tercapai? Saatnya mulai menata hidup kembali, menata prioritas. Kembali luruskan niat, muhasabah, tetapkan cita-cita, semangat menuju masa depan gemilang.

Tuntas

Selesai sudah satu perjalanan panjang. Alhamdulillah, tuntas dengan baik. Senang sekali mengetahui bahwa Promotor, orang yg paling penting dalam perjalanan ini tidak malu dengan mahasiswinya yang satu ini. Meskipun pas awal-awal beliau sering terlihat khawatir mengingat kesiapan saya saat mulai perjalanan ini sangat kurang sekali.

Saatnya bersiap untuk perjalanan lainnya. TETAP SEMANGAT !!!

Menjaga konsistensi

Sulit memang menjaga konsistensi, atau membentuk kebiasaan baru. Bahkan sesuatu yang sudah menjadi rutinitas, atau kebiasaan dapat terlupakan, karena ada sesuatu hal yang lain. Seperti rutinitas absen misalnya, karena sesuatu hal menjadi terlupakan dan terlewat. Juga kegiatan yang telah diniatkan, seringkali juga terlewat atau terlupa. Seringnya sih karna menunda-nunda.

Memang niat baik itu harus segera dilaksanakan, agar kemudian tidak terlupa, atau terlewat. Seperti halnya sholat 5 waktu yang diutamakan dilaksanakan pada awal waktu. Sesungguhnya memang perintah sholat itu untuk kebaikan kita, bukan untuk Sang Pencipta.

Saya masih harus terus berlatih dan memperbaiki diri. Menulis dalam blog ini berguna sebagai penyemangat dan pengingat untuk diri sendiri.

Merawat Cinta

Cinta itu harus dirawat dan dipelihara. Terutama cinta antara suami istri dalam rumah tangga. Apalagi jika usia pernikahan sudah menginjak waktu 20 tahun ke atas. Segalanya jadi hanya seperti rutinitas saja. Badan dan wajah tak lagi muda. Kejelekan-kejelekan sifat telah nampak semua. Yang tadinya bisa memahami, lama-lama terlihat menyebalkan.

Maka kedua belah pihak harus saling intropeksi. Bersama-sama membangun usaha untuk jatuh cinta kembali. Mengenang segala kebaikan-kebaikan pasangan. Membuka-buka kembali materi-materi kajian persiapan pernikahan, yang sebenarnya sudah paham tetapi sering terlupakan. Mengingat bahwa prestasi utama syaithon adalah memisahkan dua suami istri. Dll, dsb.

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk kembali menyegarkan cinta di antara pasangan. Semoga selalu menjadi keluarga yang samara.

Ada Masanya

Ada masanya, seorang perempuan bekerja membatasi karirnya, karena ada yang lebih membutuhkan perhatiannya. Terutama mereka-mereka yang memiliki balita, bahkan sampai usia SD. Ada masanya pula, ketika anak-anaknya sudah mulai besar dan memiliki dunianya sendiri, perempuan itu pun kemudian kembali memikirkan karirnya.

Ada perempuan yang pintar mengatur waktunya, sehingga banyak hal yang bisa dilakukan paralel dengan banyak pencapaian. Tentunya, ini membutuhkan dukungan dari banyak pihak. Ada pula yang memilih melepaskan karir, dan berfokus pada keluarga. Ada banyak kondisi yang berbeda pada setiap orang. Setiap pilihan memiliki konsekuensi, yang tentunya telah dipikirkan baik-baik oleh yang bersangkutan. Maka hormati setiap keputusan yang diambil. Tidak sepantasnya menghakimi orang lain berdasarkan pilihan yang diambilnya.

Seperti Air Mengalir

Saya tuh tipe orang yang cuek, easy going, random, dan suka-suka. Menjalani hidup seperti air yang mengalir. Sangat kontras dengan suami, yang kalo mikir panjang, njelimet, cenderung over thinking. Tapi ya mungkin itulah yang namanya jodoh, saling melengkapi.

Saking cueknya saya, sampai-sampai pernah ditegur oleh pembimbing, “Kamu tuh jangan kayak air mengalir gitu”. Wkwkwkwk.. ya maap Prof. Saya tetap berusaha membuat to do list, rencana, mencatat di agenda secara teratur. Tapi ketika rencana-rencana tersebut ada atau banyak yang meleset.. ya sudah lah. Tak perlu (atau lebih tepatnya saya tak mau) dibuat stress.

Sewaktu kuliah di Jerman dulu, saya paling suka menyaksikan gemericiknya air jernih yang mengalir di sungai. Suka aja gitu, rasanya sejuk dan mendamaikan. Air mengalir yang dinamis, selalu bergerak menuju tempat yang lebih rendah. Tak peduli rintangan apapun di depannya, dia tak pernah berhenti bergerak mencapai tujuannya. Demikian pula saya insyaa Allah. Akan tetap semangat, selalu bergerak menjadikan diri lebih baik daripada hari kemaren, dan mencapai tujuan tertinggi, yaitu ridho Ilahi.

Kebiasaan

Tidak mudah memang mengubah kebiasaan yang telah mendarah daging. Diperlukan niat dan tekad yang kuat untuk mau berubah. Tapi itulah hakekat penciptaan manusia. Harus terus berubah menjadi lebih baik, menjadi versi terbaik di hadapan Sang Pencipta.

Seorang sahabat pernah mengeluhkan susahnya menghafal al qur’an dan hadits. “Kan aku sudah berumur, jadi susah menghafalnya”, katanya pada suatu pertemuan. Dan aku yang kala itu masih muda dengan selisih umur yang cukup jauh dengannya dengan songongnya berkomentar, “Ya ga bisa gitu juga donk Mba, Rasulullah SAW aja menerima wahyu al quran pada usia 40 tahun. Gimana juga dengan sahabat-sahabat yang lain yang juga sudah berumur?”

Alhamdulillah sahabat saya itu orangnya baik. Waktu itu cuma berkomentar sambil tersenyum, “Iya ya.. jadi ga ada excuse.” Hihi.. maafkan kesongongan saya ya Mba, alhamdulillah Mbanya sabar. Coba ama orang lain, bisa-bisa saya langsung dikeplak.

Tatkala kini saya telah seumuran dengan si Mba itu pada waktu itu, saya sempat tercenung. Pengen ini itu, yang rasanya sulit sekali tercapai. Namun mengingat kembali ucapan saya waktu itu, saya harus kembali semangat. No excuse! Harus tetap semangat untuk selalu berubah menjadi lebih baik.

#30harimenulis

Apakah tag di atas tidak asing lagi bagi Anda? Ya, di IG atau FB, sering kita temui tag tersebut. Dan saya menantang diri saya sendiri untuk melakukannya. Walau sempat terbersit keraguan di benak saya, emangnya mau nulis apa selama 30 hari? Mengingat saya tuh orangnya pendiam dan pemalu (kalo belum kenal, kalo udah kenal mah malu2in). Tapi dikarenakan kondisi pandemi membuat orang seringkali jadi gabut, maka demi kesehatan jiwa raga, mari kita laksanakan tantangan ini.

Baiklah, mari bercerita tentang absen di kantor. Sejak kejadian pandemi yang kemudian melazimkan WFH, absen kantor tidak lagi dilakukan dengan finger print, tetapi melalui sebuah aplikasi yang dapat didownload dari playstore, yaitu.. sebut saja namanya Bunga. Selama ini aplikasi berjalan cukup baik di hp saya, hampir tidak ada keluhan seperti susah absen, foto tidak dikenali, data tidak terkirim, data hilang, dll seperti yang sering dikeluhkan oleh teman-teman yang kurang beruntung. Namun sejak hari Jumat kemaren, terjadilah apa yang harus terjadi. Entah ada masalah apa pada server atau aplikasi Bunga ini, sehingga mengakibatkan absen pagi menjadi bermasalah. Maka tiap pagi saya terpaksa menghabiskan waktu hampir 2 jam lebih berjuang demi bisa absen pagi.

Sebenarnya aplikasi Bunga ini bagus, sesuai dengan slogan transformasi digital, diharapkan bisa meningkatkan produktifitas dan efektifitas, kekinian lah pokoknya. Tapi dengan perjuangan tiap pagi yang membuat esmosi jiwa meningkat, harapan meningkatkan produktifitas dan efektifitas menjadi sirna. Ya ya, saya tau tulisan ini mah lebay. Iya maklumlah, namanya aplikasi baru yang kabarnya sedang migrasi server. Wajar jika masih banyak masalah. Sebagai pegawai rendahan dari kasta rakyat jelata, maka yang bisa saya lakukan hanyalah bersabar dan berdoa. Agar absen pagi kembali lancar dan kondisi pandemi cepat berakhir. Meski, terus terang saja sebenarnya saya jauh lebih suka WFH daripada WFO. Meskipun jam kerjanya sebenarnya menjadi lebih panjang (malam2 sering dapat pesan WA soal kerjaan), namun kalau boleh memilih, saya tetap pilih WFH.

Tetap sehat dan semangat, jaga iman dan imun, ingat selalu pesan ibu. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, makan yang banyak, menjauh dari stress, merutinkan olah raga, menghindari kerumunan, dan M2 lainnya.. silahkan ditambahkan sendiri.

Lebih Dekat dengan Al Quran

Alhamdulillah di Pamulang Tangerang Selatan, komunitas untuk belajar al quran berkembang cukup pesat. Baik pertemuan mingguan ibu-ibu yang belajar mengaji bersama-sama dalam pertemuan rutin (yang sekarang sayangnya terhenti karena pandemi) dan juga pertemuan kelas yang lebih formal, dengan kurikulum pembelajaran beserta ujian lisan maupun tulisan tiap tengah dan akhir semester.

Mengapa perlu bergabung dengan komunitas untuk belajar al quran? Alasan pertama tentunya karena belajar tahsin itu memerlukan guru, yang bisa menunjukkan kesalahan kita dan mengoreksinya. Dan kita perlu contoh yang baik dan benar. Meskipun sebelumnya sudah pernah belajar tahsin dengan metode yang berbeda dan merasa bacaan al quran kita sudah cukup baik, percayalah, kala belajar tahsin selaluu saja ada kesalahan yang tidak kita sadari. Apalagi kalau sudah terlalu lama sendiri, kesalahan-kesalahan itu semakin lama semakin menumpuk tanpa ada yang mengoreksi.

Alasan kedua, belajar bersama-sama itu jauh menyenangkan daripada belajar sendiri. Berkumpul dengan orang-orang yang bersemangat membuat kita ikut naik juga semangatnya. Saling belajar, saling menyemangati, berharap berkah dari belajar dan mengajar al quran.

Buat kamu-kamu yang berada di Pamulang dan sekitarnya, bisa banget ikut gabung di LTQ Nurul Huda di Kedaung, atau LTQ Firdausa di Witana Harja. Yuk kita belajar bersama.